Proses fertilisasi
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditinjau oleh
AHMAD MUHLISIN
Proses Pembuahan (Fertilisasi) Pada Manusia
Update terakhir: NOV 6, 2019 Tinjau pada NOV 6, 2019 Waktu baca: 3 menitTelah dibaca 1.648.361 orang
Proses pembuahan atau fertilisasi adalah bertemunya sel telur dengan sel sperma untuk bersatu sehingga membentuk zigot, lalu menjadi embrio sebagai cikal bakal janin. Fertilisasi disebut juga sebagai konsepsi, dan inilah awal mula terjadinya kehamilan.
Namun demikian, dokter umumnya menghitung awal kehamilan dari hari pertama haid terakhir (HPHT), yaitu sekitar 2 minggu sebelum proses pembuahan terjadi. Mengapa demikian? karena tanggal pasti proses fertilisasi tersebut tidak dapat diketahui, sedangkan HPHT dapat dengan mudah diketahui dan diingat. Lebih lanjut, baca: Cara Menghitung Usia Kehamilan Paling Akurat
Iklan dari HonestDocs
Beli AFOLAT TAB 100S via HonestDocs
Afolat merupakan suplemen ibu hamil yang dapat membantu meningkatkan peluang hamil dengan cara menguatkan sel telur pada istri. Dapatkan GRATIS ongkir* ke seluruh wilayah Indonesia!
Pesan Sekarang
Lantas, bagaimana terjadinya proses pembuahan? Mari kita simak tahapan demi tahapan proses fertilisasi atau konsepsi berikut ini.
Proses Pembuahan (Fertilisasi) Pada Manusia
1. Ovulasi
Sebelum proses pembuahan berlangsung, harus terjadi ovulasi terlebih dahulu. Ovulasi yaitu keluarnya sel telur dari ovarium(indung telur) yang normalnya terjadi setiap bulan. Seperti dijelaskan disini: proses terjadinya menstruasi.
Di dalam ovarium wanita, ada banyak sel telur, namun dalam setiap bulannya ada satu sel telur yang berada dalam sebuah kantung (folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi matang. Proses pematangan ini terutama dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel stimulating hormone).
Setelah matang, sel telur keluar dari folikel sehingga terjadilah ovulasi yang dicetuskan oleh hormon LH (Leutenizing hormone). Proses ovulasi umumnya terjadi sekitar 2 minggu sebelum haid berikutnya.
Pada kondisi tertentu, sel telur yang matang dan berovulasi tidak hanya satu, dan hal inilah yang menjadi alasan terjadinya hamil kembar.
2. Sel telur berpindah ke salurantuba falopi
Setelah keluar dari indung telur, sel telur berada di tuba falopi dan perlahan menuju rahim. Umur sel telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam saja, sehingga apabila tidak ada sperma yang membuahinya, maka ia akan mati dan kehamilan tidak terjadi.
Iklan dari HonestDocs
Beli AFOLAT TAB 100S via HonestDocs
Afolat merupakan suplemen ibu hamil yang dapat membantu meningkatkan peluang hamil dengan cara menguatkan sel telur pada istri. Dapatkan GRATIS ongkir* ke seluruh wilayah Indonesia!
Pesan Sekarang
3. Meningkatnya hormon
Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium kemudian berkembang menjadi korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon progesteronyang bertugas menebalkan lapisan dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga siap sebagai ‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.
4. Jika sel telur tidak dibuahi
Bila tak ada sperma yang membuahi sel telur, maka sel telur akan berpindah ke rahim dan hancur. Pada saat ini, korpus luteum mengecil dan kadar hormon dalam tubuh kembali normal seperti biasanya. Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai mengalami proses peluruhan sehingga keluarlah yang namanya darah haid.
5. Jika ada proses fertilisasi (konsepsi)
Kalau ada satu saja sperma yang berhasil sampai di saluran tuba falopi dan menerobos masuk dalam sel telur, maka terjadilah proses pembuahan. Sel telur akan mengalami perubahan sehingga tak ada sperma lain yang dapat masuk.
Pada saat ini jugalah gen dan jenis kelamin bayi ditentukan. Jika spermanya mengandung kromosomY, maka bayinya laki-laki. Sebaliknya, jika spermanya berkromosomkan X, maka yang lahir nanti adalah bayi perempuan.
Cermati tanda-tadannya: 8 Tanda Ovulasi Berhasil Dibuahi
6. Implantasi: perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim
Tahapan dalam proses fertilisasi selanjutnya adalah implantasi. Namun sebelumnya, sel telur yang telah dibuahi biasanya masih menetap di saluran tuba falopi selama 3-4 hari.
Iklan dari HonestDocs
Beli AFOLAT TAB 100S via HonestDocs
Afolat merupakan suplemen ibu hamil yang dapat membantu meningkatkan peluang hamil dengan cara menguatkan sel telur pada istri. Dapatkan GRATIS ongkir* ke seluruh wilayah Indonesia!
Pesan Sekarang
Dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, sel telur tersebut akan membelah diri dengan cepat sehingga menjadi banyak sel. Proses pembelahan ini terus terjadi seiring berpindahnya sel telur dari saluran tuba falopi ke rahim. Setelah itu, barulah sel telur mulai berimplantasi atau menanamkan diri ke dinding rahim.
Implantasi umumnya menimbulkan gejala, namun tak semua wanita mengalaminya. Beberapa mendapati munculnya bercak darah di celana dalam selama 1-2 hari. Pada saat ini, lapisan dinding rahim terus menebal dan serviks ditutupi oleh lendir tebal. Penutup ini akan tetap melindungi serviks hingga proses persalinannanti.
Dalam waktu 3 minggu, sel yang menempel di dinding rahim tadi mulai berkembang menjadi gumpalan, dan sel saraf pertama bayi sudah mulai terbentuk.
7. Munculnya hormon kehamilan
Setelah implantasi terjadi, tubuh mulai menghasilkan hormon kehamilan (hCG). Keberadaan hormon inilah yang dideteksi oleh alat tes kehamilan. Umumnya, butuh waktu 3-4 minggu dari hari pertama haid terakhir agar kadar hCG cukup tinggi untuk terbaca oleh test pack.
Karenanya, banyak pihak menyarankan tes kehamilan dilakukan setelah telat haid saja. Bila hasil tesnya negatif, jangan buru-buru menyimpulkan bahwa pasti tidak ada kehamilan. Sebaliknya, tunggulah seminggu lagi untuk melakukan tes ulang.
Baca juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Tes Kehamilan dengan Test Pack?
Dengan demikian, selesailah sudah penjelasan tahap demi tahap mengenai proses pembuahan pada organ reproduksi wanita.
0 komentar: